Telepon Satelit: Solusi Komunikasi di Wilayah Terpencil
a. Apa Itu Telepon Satelit?
Telepon satelit adalah perangkat telekomunikasi yang menggunakan jaringan satelit untuk mengirim dan menerima panggilan suara, pesan teks, serta data. Berbeda dengan telepon seluler yang bergantung pada infrastruktur menara BTS (Base Transceiver Station) di daratan, telepon satelit mengandalkan satelit yang mengorbit bumi. Karena itulah, telepon jenis ini sangat andal digunakan di wilayah yang tidak memiliki cakupan jaringan seluler, seperti pegunungan, lautan lepas, gurun, dan hutan belantara.
b. Siapa Penemu Telepon Satelit?
Konsep awal telepon satelit berasal dari ide futuristik Arthur C. Clarke, ilmuwan dan penulis asal Inggris. Pada tahun 1945, Clarke mengusulkan penggunaan satelit geostasioner sebagai media komunikasi global dalam artikel ilmiahnya. Gagasan tersebut menjadi landasan bagi pengembangan sistem komunikasi satelit.
Secara komersial, telepon satelit mulai berkembang pesat pada akhir abad ke-20. Iridium Communications adalah salah satu pelopor layanan telepon satelit global yang diluncurkan pada tahun 1998 dengan konstelasi 66 satelit orbit rendah (LEO). Sebelumnya, layanan awal juga dikembangkan oleh perusahaan seperti MCI Communications pada tahun 1976 menggunakan teknologi satelit komunikasi skala besar.
c. Fungsi dan Kegunaan Telepon Satelit
Telepon satelit memiliki berbagai fungsi penting, di antaranya:
-
Komunikasi di Wilayah Terpencil: Berguna untuk ekspedisi, pekerja tambang, tim eksplorasi, hingga personel militer yang bekerja di daerah tanpa akses seluler.
-
Komunikasi Darurat: Dalam bencana alam seperti gempa, banjir, atau tsunami yang merusak infrastruktur komunikasi, telepon satelit menjadi alat vital untuk koordinasi penyelamatan.
-
Komunikasi Maritim dan Penerbangan: Kapal laut, pesawat terbang, dan stasiun penelitian di daerah kutub menggunakan telepon satelit sebagai satu-satunya jalur komunikasi.
-
Bisnis Global: Perusahaan dengan operasi di lokasi terpencil atau di luar negeri memanfaatkan telepon satelit untuk memastikan komunikasi tetap terjaga secara andal dan aman.
d. Bagaimana Cara Kerja Telepon Satelit?
Berikut adalah alur umum proses komunikasi melalui telepon satelit:
-
Pengiriman Sinyal ke Satelit: Saat pengguna melakukan panggilan, sinyal dikirim dari perangkat ke satelit yang berada di orbit (LEO, MEO, atau GEO tergantung sistemnya).
-
Penerusan ke Stasiun Bumi: Satelit menerima sinyal dan mengarahkannya ke stasiun bumi (ground station).
-
Koneksi ke Jaringan Konvensional: Dari stasiun bumi, sinyal diteruskan ke jaringan telepon publik (PSTN) atau internet untuk disampaikan ke penerima.
-
Inter-satelit Link (Jika Diperlukan): Dalam beberapa sistem seperti Iridium, satelit dapat saling berkomunikasi untuk mengalihkan sinyal ke lokasi stasiun bumi terdekat.
e. Pengujian Telepon Satelit di IDTH (Indonesia Digital Test House)
Sebagai laboratorium pengujian perangkat telekomunikasi nasional, IDTH/BBPPT memiliki peran penting dalam memastikan bahwa perangkat telepon satelit yang akan beredar di Indonesia telah memenuhi regulasi teknis yang berlaku. Pengujian dilakukan berdasarkan regulasi dari Ditjen SDPPI – Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Beberapa acuan teknis yang digunakan dalam pengujian antara lain:
-
Perdirjen No. 65/DIRJEN/2010
-
Tentang: Persyaratan teknis alat dan perangkat handset Iridium
-
Alokasi Frekuensi Operasi: 1.616 – 1.626 MHz (L Band)
-
-
Perdirjen No. 414/DIRJEN/2010
-
Tentang: Persyaratan teknis alat dan perangkat Global Satellite Phone Service (GSPS) menggunakan satelit Inmarsat generasi ke-4
-
Alokasi Frekuensi Operasi: 1.626,5 – 1.660,5 MHz
-
-
Perdirjen No. 269/DIRJEN/2009
-
Tentang: Persyaratan teknis alat dan perangkat Global Mobile Personal Communications by Satellite (GMPCS) dengan sistem satelit Thuraya
-
Alokasi Frekuensi Operasi: 1.525 – 1.559 MHz
-
Parameter Pengujian di IDTH
Dalam proses sertifikasi, beberapa parameter teknis yang diuji meliputi:
-
Stabilitas frekuensi
-
Emisi tidak diinginkan (spurious emission)
-
Power output
-
Sensitivitas penerima
-
Ketahanan terhadap interferensi
Pengujian dilakukan menggunakan instrumen berstandar internasional seperti spectrum analyzer, RF signal generator, dan antena terkalibrasi di ruang pengujian yang sesuai standar EMC.